Dalam dunia kepemimpinan, pengambilan keputusan tidak hanya melibatkan logika dan analisis, tetapi juga berakar pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang kita anut. Nilai universal, berpihak pada murid, dan bertanggung jawab menjadi dasar dari pengambilan keputusan. Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan konsep Pratap Triloka (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani) memberikan panduan mendalam tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya bersikap dalam setiap langkah pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, seperti keadilan, integritas, dan tanggung jawab, sangat berpengaruh dalam menentukan prinsip-prinsip yang akan kita terapkan. Artikel ini akan mengulas bagaimana filosofi tersebut berhubungan dengan pengambilan keputusan, peran coaching dalam proses ini, serta dampak dari kesadaran sosial emosional seorang guru terhadap keputusan yang diambil, terutama dalam situasi dilema etika.

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

Kalimat tersebut menekankan pentingnya tidak hanya fokus pada keterampilan teknis dalam pendidikan, tetapi juga pada pengajaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang akan membentuk karakter anak. Dalam konteks proses pembelajaran yang sedang dipelajari, ini menggarisbawahi bahwa pemahaman tentang konsep-konsep moral dan etika sangat penting dalam pengambilan keputusan, baik dalam pendidikan maupun kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan dapat memberikan dampak besar pada lingkungan kita. Etika menjadi dasar dalam pengambilan keputusan karena bersumber pada nilai-nilai universal. Selain etika, pengambilan keputusan juga harus berpihak pada murid dan bertanggung jawab. Keputusan-keputusan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ini akan menciptakan lingkungan belajar yang positif, kondusif, dan mendukung perkembangan holistik murid.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kontribusi kita dalam proses pembelajaran murid dapat diwujudkan melalui pengambilan keputusan yang mempertimbangkan tidak hanya aspek akademis, tetapi juga dampaknya terhadap perkembangan karakter murid. Dengan memberikan teladan yang baik, memfasilitasi diskusi yang mengedepankan nilai-nilai moral, dan mendukung murid dalam memahami apa yang benar-benar berharga dalam hidup, kita dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak di masa depan.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan konsep Pratap Triloka sangat erat kaitannya dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Konsep ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu memberikan teladan, memotivasi, dan mendukung orang-orang yang dipimpinnya. Dalam pengambilan keputusan, nilai-nilai ini mendorong pemimpin untuk tidak hanya memikirkan keputusan yang diambil, tetapi juga dampaknya terhadap orang lain. Prinsip ini menekankan pentingnya keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan bersama, serta perlunya mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum mengambil keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri sebagai seorang guru penggerak diantaranya berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif menjadi dasar pengambilan Keputusan. Nilai-nilai ini membentuk kerangka moral dan etika yang menjadi landasan kita dalam menentukan mana yang benar dan salah, serta apa yang dianggap penting atau tidak penting. Sebagai contoh, jika kita menghargai keadilan, maka keputusan-keputusan kita cenderung akan mengedepankan aspek-aspek yang adil bagi semua pihak yang terlibat.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan berkaitan erat dengan kegiatan coaching yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran. Coaching membantu kita untuk merefleksikan keputusan-keputusan yang telah diambil, mengevaluasi efektivitasnya, dan mengidentifikasi area-area yang masih perlu diperbaiki. Dalam sesi coaching, kita dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang keputusan yang telah diambil, sehingga dapat melakukan perbaikan jika diperlukan. Saat melakukan pengujian dan pengambilan keputusanpun dapat menggunakan 9 langkah pengujian yang diimbangi dengan kolaborasi.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan seorang guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan, khususnya ketika menghadapi dilema etika. Seorang guru yang memiliki kesadaran sosial emosional yang tinggi akan lebih mampu mempertimbangkan berbagai sudut pandang, memahami dampak emosional dari keputusannya, dan mengambil langkah-langkah yang lebih bijaksana dalam situasi yang kompleks.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika membantu kita kembali ke nilai-nilai yang dianut, terutama oleh seorang pendidik. Ini mengingatkan kita bahwa pengambilan keputusan yang tepat tidak hanya bergantung pada logika, tetapi juga pada nilai-nilai moral dan etika yang kita pegang teguh. Keputusan yang tepat akan berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika sering kali terkait dengan perubahan paradigma di lingkungan kita. Tantangan ini bisa berupa tekanan sosial, perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, atau bahkan konflik kepentingan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mampu mengadaptasi pengambilan keputusan yang tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral, meskipun di tengah perubahan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang kita lakukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Seorang pemimpin yang bijak akan memutuskan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan potensi unik setiap murid, sehingga mereka dapat berkembang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang bijak dalam mengambil keputusan akan memiliki dampak besar terhadap kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Keputusan yang tepat dapat membuka peluang bagi murid untuk mencapai kesuksesan, sementara keputusan yang salah dapat membatasi atau bahkan merugikan perkembangan mereka.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dari pembelajaran modul ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pemahaman tentang dilema etika, bujukan moral, paradigma pengambilan keputusan, prinsip-prinsip pengambilan keputusan, serta langkah-langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan, sangatlah penting bagi seorang pemimpin. Modul ini juga memperkuat pemahaman kita tentang pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam setiap keputusan yang diambil.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, mungkin kita pernah mengambil keputusan dalam situasi moral dilema, namun setelah mempelajari modul ini, kita menjadi lebih sadar akan proses pengambilan keputusan yang lebih terstruktur dan berbasis pada prinsip-prinsip etika yang kuat. Ini memberikan perubahan signifikan dalam cara kita melihat dan menghadapi situasi-situasi dilematis.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Mempelajari konsep-konsep dalam modul ini sangat penting, baik bagi kita sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Ini membantu kita menjadi lebih reflektif, kritis, dan bijaksana dalam pengambilan keputusan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kepemimpinan dan memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita.

Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa filosofi Ki Hajar Dewantara melalui Pratap Triloka memberikan panduan penting bagi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan. Dengan mengutamakan nilai-nilai moral dan etika, dalam nilai universal, berpihak pada murid, dan bertanggung jawab menjadi dasar dari pengambilan keputusan. Keterlibatan aktif dalam proses coaching serta kesadaran sosial emosional sebagai guru atau pemimpin memperkuat kemampuan kita untuk menghadapi dilema etika dengan bijak. Penguasaan konsep-konsep pengambilan keputusan yang telah dipelajari dalam modul ini menjadi fondasi yang kokoh bagi kita untuk terus berkembang sebagai pemimpin yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berintegritas. Dengan demikian, pembelajaran ini tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga membawa perubahan nyata dalam cara kita membuat keputusan yang berdampak pada masa depan murid dan lingkungan kita. (Indah Nurcahyati-CGP Angkatan 10 Kabupaten Sleman)