Pada tahun 2021 yang akan datang, SMA Negeri Cangkringan akan maju menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri. Sekolah Adiwiyata Mandiri merupakan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setelah sekolah tersebut mendapat penghargaan menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional. Untuk menghadapi kegiatan tersebut, pihak sekolah mengadakan Pembinaan Menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri 2021dengan narasumber dari DLHK DIY.Pembinaan dilaksanakan pada Kamis, 3 Desember 2020 jam 13.00 – 15.30 Wib di Ruang Laboratorium Biologi dengan peserta 40 Bapak/ Ibu Guru-TAS.Hadir sebagai narasumber Bapak Eko Purwanto dan Bapak Jito dari DLHK DIY.
Kegiatan tersebut dipandu oleh Rahmad Budiyono,S.Pd. selaku Ketua Adiwiyata.Acara pertama doa pembuka, dilanjutkan sambutan dari Dra. Anies Rachmania SS.,M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 1 Cangkringan. Inti sambutan ucapan selamat datang dan terima kasih serta progres kegiatan Adiwiyata di SMA Negeri 1 Cangkringan dari tahun 2018 – 2020 sekarang. “Perlu diketahui tahun 2020 kemarin sebenarnya akan maju menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri, dikarenakan ada pandemi covid-19 dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pusat mengeluarkan kebijakan untuk tahun 2020 penghargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri ditiadakan,jelas Anies.Dalam menghadapi untukmaju ke sekolah Adiwiyata Mandiri 2021 pihak sekolah merencanakan keunggulan yaitu hubungan Adiwiyata dengan Kewirausahaan yaitu Komposter dan Bibit Tanaman yang ada di Green House .Acara selanjutnya pembinaan yang disampaikan 2 narasumber dari DLHK DIY.Materi pertama dari Bapak Jito kaitannya dengan perubahan PermenDLH No.5/ 2013 menjadi PermenDLHK No.P.52/ 2019 dan PermenDLHK No.P.53/ 2019. Setelah Sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2018 itu diraih SMA Negeri 1 Cangkringan, tahun 2019 itu ada perubahan permen lingkungan hidup P.52 dan P.53. Permen P 52 mengatur tata cara pelaksanakan adiwiyata 53 mengatur pelaksanakan pemberian penghargaan. Judulnya Gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah. Peraturan perundangan ditambahkan. Menyusun adiwiyata setelah membentuk Tim Inti dan Tim Teknis, maka menyusun permasalahan yang muncul di sekolah. Kajian lingkungan berubah menjadi identifikasi permasalahan maupun keunggulan setelah itu disusun empat tahun ke depan harus menyusun rencana aksi.. Dalam EDS nilai tidak ada setengah-setengah, tingkat Kabupaten 70, Propinsi 80, Nasional 90 dan Mandiri 95 + 2 pembinaan dan inovasi. Di dalam penilaian adiwiyata ada 4 komponen yag dinilai kerangan ada 3, total 119 prosentase dinilai. Perencanaan, pelaksanaana, dan evaluasi. Dalam adiwiyata mandiri perlu disiapkan inovasi dikerjasamakan penerapan inovasi untuk masyarakat dalam bentuk kerjasama dan MoU. Jumlah kader 20% dari jumlah peserta didik, sehingga diharapkan mampu memecahkan permasalahannya. Seperti yang sudah dialami, sebenarnya penilaian adiwiyata tahapan pertama hanya administrasi, begitu yang ditampilkan dokumen bagus tentunya ke depan harus mandiri. Materi kedua dari Bapak Eko Purwanto. Inti materi kedua dijelaskan tentang isi dari GBLHS yakni Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pemantauan/ Evaluasi. Kemudian sesuai surat tugas, rencana Gerakan PBLHS ditulis berdasaran IPMLH. Untuk permasalahan silakan ditulis semuanya, dari masalah sampah tanaman air dll. Setiap tahun ada 20 kegiatan. Target pencapaian ada dua, yaitu perubahan perilaku dan perubahan kondisi lingkungan hidup.Dijelaskan pula deskripsi tugas setiap komponen di Tim Adiwiyata.Kegiatan Pembinaan Sekolah Adiwiyata diakhiri jam 15.30 Wib dengan berdoa.
Selamatkan Bumi, Hemat Ener