Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi DIY , selama dua hari, Rabu-Kamis, 18 – 19 November 2020 mengadakan kegiatan Workshop Pembinaan Sekolah Adiwiyata tahun 2020. Kegiatan tersebut diikuti oleh 30 peserta dari 5 Kepala Kantor DLH se-DIY 3 Tim Pembina Adiwiyata DIY, maupun 52 Kepala Sekolah SD-SMP-SMA-SMK se-DIY. Untuk peserta dari sekolah yaitu sekolah-sekolah yang sudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata baik tingkat Provinsi, Nasional, maupun Mandiri.Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Kantor DLHK DIY dari jam 08.15 -15.15 Wib. Dikarenakan masih dalam suasana pandemi covid-19, maka pelaksanaannya tetap mematuhi protokol kesehatan baik wajib pakai masker, cuci tangan, maupun tetap jaga jarak. Setiap mengawali kegiatan selama dua hari diadakan registrasi peserta. SMA Negeri 1 Cangkringan menjadi salah satu peserta dari kegiatan workshop tersebut bebekal tahun 2018 telah mendapat penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional dan untuk tahun 2021 akan maju ke tingkat penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri. Dari SMA Negeri 1 Cangkringan diwakili oleh Rahmad Budiyono,S.Pd. selaku Ketua Adiwiyata.
Kegiatan hari pertama:
Kegiatan workshop dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Penataan,Pengkajian, dan Pengembangan Kapasitas LH,DLHK DIY, Ir.Kuncara HP,M.MA. dilanjutkan dengan penyampaian Kebijakan Pemda DIY dalam Mendukung Program Adiwiyata. Dalam kebijakan tersebut diharapkan seluruh lapisan masyarakat baik di sekolah atau masyarakat sendiri memahami tupoksi DLHK antara lain (Pergub DIY No. 59 Tahun 2018 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pasal 21 ; Melaksanakan pengembangan kapasitas lingkungan hidup à termasuk di sekolah,serta Mengajak seluruh masyarakat mengenali berbagai Masalah LH, sehingga timbul kesadaran, dan ikut serta dalam PPLH.”Masalah utama utama lingkungan hidup saat ini adalah perilaku manusia yang kurang ramah lingkungan hidup”ujarnya.”Ubah perilaku dan gaya hidup kita melalui Adiwiyata-pendidikan karakter lingkungan hidup untuk semua warga sekolah” imbuhnya.Materi kedua tentang penghijauan di sekolah, konservasi lahan kritis, mata air,dan pemilihan tanaman narasumber Ir.Totok Teguh S,MMA dari DLHK DIY. Inti materinya: di sekolah adiwiyata harus ada gerakan penghijauan antara lain kebun bibit sekolah untuk pengenalan benih dan bibit, pembelajaran pembuatan bibit, serta pengadaan bibit.Adanya penanaman dan pemeliharaan tanaman yang berfungsi untuk pembelajaran proses penanaman dan pemeliharaan tanaman : pembuatan lobang tanam, pemupukan, penanaman dll, pengenalan jenis tanaman/pohon, pembelajaran proses pertumbuhan tanaman, KMDM(kecil menanam dewasa memanen), menumbuhkan rasa mencintai alam dan tanaman.Serta adanya kebun sekolah atau taman kelas.Disampaikan juga cara memilih bibit tanaman di sekolah harus disesuaikan dengan tujuan / peruntukan : tanaman hias, tanaman perindang,produksi buah/kau/bunga, luas dan sempitnya lahan,serta kondisi lahan.Materi selanjutnya tentang pengelolaan sampah di sekolah dengan narasumber Eni Yuniarti dari DLHK DIY. Inti materinya sumber sampah di sekolah biasanya berupa plastik, daun, kertas, B3,dll.Disampaikan juga kondisi pengelolaan sampah di DIY.Disampaikan prinsip dasar pengolahan sampah di sekolah.
Kegiatan hari kedua :
Materi pertama Sosialisasi Permen LHK Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) serta Evaluasi Sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri tahun 2019 dari DIY. Narasumber dari Puslatmas dan PGL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pusat ,Windarti. Inti materinya strategi menuju masyarakat peduli lingkungan jalur formal, jalur informal, dan nonformal. Disampaikan juga perubahan permen tentang adiwiyata dari permen lama Nomor 5 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata diganti permen baru menjadi 2, yaitu permen LHK Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah dan permen LHK Nomor P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Penghargaan Adiwiyata.Gerakan PBLHS maksudnya aksi kolektif secara sadar, sukarela,berjejaring,dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.Perilaku raham lingkungan hidup di sekolah: menjaga kebersihan , sanitasi, dan drainase,mengolah sampah dengan 3R, melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon/ tanaman,melakukan penghematan dan konservasi air, melakukan penghematan dan konservasi energi,melakukan enovasi PRHL lainnya.Tujuan gerakan PBLHS adalah mewujudkan perilaku ralah LH bagi warga sekolah, meningkatkan kualitas LH sekolah.Tahapan gerakan PBHLS: perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi PBHLS.Ditambah materi tentang kriteria penghargaan sekolah adiwiyata: permen LH Nomor 5/2013: sekolah kabupaten minimal 56 maksimal 80, sekolah provinsi 64 maksimal 80,sekolah nasional minimal 72 maksimal 80, sekolah mandiri minimal 72 maksimal 80 ditambah membina 10 sekolah. Sekarang telah diganti dengan permen LHK tentang penghargaan: sekolah kabupaten 70% dari maksimal 100, sekolah provinsi 80% dari maksimal 100,sekolah nasional 90% dari maksimal 100, sekolah mandiri minimal 95% dari maksimal 100 ditambah membina 2 sekolah.Ditambah dengan mekanisme pemberian penghargaan sekolah adiwiyata.Materi selanjutnya tentang makanan sehat yang berwawasan lingkungan di sekolah oleh Ir. Kuncara HP,MMA. Makanan harus sehat jauh dari bahan kimia, pewarna, diusahakan makanan jenis lokal, jauhi kemasan plastik.
Materi terakhir oleh B Eko Purwanto tentang kiat-kiat mempersiapkan calon sekolah adiwiyata nasional/mandiri.Inti materi: Penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah
Pemerintah daerah propinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota kepada sekolah yang telah berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.Sekolah harus mempersiapkan dengan baik dokumen atau bentuk penunjang kainnya, yang penting pembiasaan peduli lingkungan yang dilaksanakan di sekolah maupun dengan pihak luar sekolah didokumentasikan, baik itu perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya.Kegiatan workshop ditutup langsung oleh Dijah Inprijati dari DLHK selaku moderator kegiatan. Humas